KBA Sidowarno Solo berada di Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Desa ini terkenal dengan pengrajin dan pegiat wayang lebih dari 40 tahun. Mayoritas penduduknya sudah menjadi pemahat wayang dan sungging atau mewarnai wayang, karya-karyanya sudah digunakan para dalang ternama di Indonesia, seperti Ki Anom Suroto, Ki Bayu Aji Pamungkas, Alm. Ki Manteb Sudarsono, Alm. Ki Seno Nugroho, Alm. Ki Enthus Susmono.
Berdasarkan penuturan dari para pengrajin, Mbah Hadi Kasimo adalah orang pertama yang menurunkan ilmu pembuatan wayang kulit di Dusun Butuh, Desa Sidowarno. Mbah Hadi bersama temannya yaitu Mbah Niti dari Sukoharjo mempelajari cara pembuatan wayang dengan teknik tatah sungging. Setelah mahir, Mbah Hadi kembali ke Desa Sidowarno dan mengajarkan keterampilannya kepada masyarakat desa. Hingga akhirnya, kini kerajinan wayang kulit menjadi mata pencaharian utama warga di Desa Sidowarno, Klaten.
Pada awal tahun 2009, terbentuklah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bima di desa Butuh. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar pengrajin wayang tidak habis digerus zaman, konon dulu ada lebih dari 100 pengrajin namun kini menurun menjadi sekitar 70 pengrajin saja, hal ini karena kurangnya regenerasi.
KUBE Bima beranggotakan 11 pengrajin wayang kulit, dipilihnya Bima sebagai nama kelopmpok dikarenakan watak tokoh Bima atau Werkudara yang kuat, pantang pulang sebelum menang.
Dalam perjalanannya tentu saja KUBE Bima tak lepas dari badai ujian, namun dengan semangat BIMA, para aktifis selalu berupaya maksimal agar kelompok usaha bersama ini tidak bubar.
Gayung bersambut, pada Agustus 2018, KUBE Bima mendapatkan tawaran CSR dari Astra International melalui program Kampung Berseri Astra.
”Pendampingan itu bukan melulu terkait soal dana atau uang tapi bagaimana kehadiran Astra ini sebagai partner atau relasi untuk mengembangkan bukan untuk memperdaya tapi memberdayakan masyarakat,” ujar Wahyu Tri (Fasilitator Kampung Berseri Astra) kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2024)
Kampung Berseri Astra merupakan fondasi pengembangan komunitas yang menjadi bagian dari kontribusi sosial Astra di empat pilar utama: kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan. Kampung Berseri Astra dirancang sebagai program berbasis komunitas yang mengajak masyarakat untuk berkolaborasi bersama Astra dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif.
Kampung Berseri Astra menjadi pondasi awal dalam membentuk masyarakat yang siap berkembang.
Pendampingan dari Astra membuat Desa Butuh menjelma menjadi desa wisata yang modern dan edukatif. Terdapat banyak kegiatan yang bisa menarik pengunjung seperti menatah, menyungging dan memulas wayang, jemparingan (memanah), wisata jamu hingga menikmati hidangan ala pedesaan di pinggir kali.
Tak hanya membuat wayang kulit saja, para pengrajin di Desa Sidowarno juga dibimbing melakukan inovasi kewirausahaan dengan membuat berbagai kerajinan tangan lain seperti gantungan kunci, pembatas buku, dan figura foto.
Pada tanggal 19 Februari 2022, Kampung Berseri Astra (KBA) Sidowarno meresmikan Omah Wayang.
“Peresmian Omah Wayang ini diharapkan mampu meningkatkan peran aktif seluruh masyarakat Desa Butuh dan untuk kedepannya, sehingga Omah Wayang dapat bermanfaat bagi seluruh warga Butuh dan sekitarnya,” ujar Kepala Desa Sidowarno, Jaka Sumarna.
Beliau juga berharap bahwa Omah Wayang dapat dijaga dan dirawat dan digunakan sebagaimana mestinya. Selain sebagai tempat pengembangan seni dan budaya wayang, Omah Wayang juga dapat dijadikan tempat menggelar kegiatan masyarakat. Dengan diadakannya berbagai kegiatan di Omah Wayang ini diharapkan Omah Wayang dapat terus lestasi dan dapat mengembangkan potensi wisata untuk menambah perekonomian masyarakatnya.
Kontribusi Astra bersama KBA Sidowarno tak berhenti sampai disitu, empat pilar utama telah dijalankan, yaitu :
1. Pilar Kesehatan, dengan membantu posyandu setempat, posyandu lansia hingga pengobatan gratis
2. Pilar Pendidikan, edukasi pembuatan wayang pada anak usia PAUD hingga SD sebagai komitmen menjaga rantai pelestarian wayang dan desa wisata
3. Pilar Lingkungan, terdapat lahan khusus yang digunakan untuk tempat pembibitan jamu dan tanaman obat. Hasilnya akan dimanfaatkan untuk produk jamu. Ada juga pengelolaan bank sampah
4. Pilar Wirausaha, pengrajin wayang didampingi agar bisa meningkatkan taraf hidup dengan strategi pemasaran digital, pengoptimalan media sosial, lokapasar dan fotografi.
Desa Wisata Wayang Sidowarno telah berhasil meraih berbagai juara, diantaranya :
1. Juara 4 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) ketegori Souvenir 2023 yang diselenggarakan Kemenkraf RI
2. Juara 1 Kompetisi KBA Superior (Astra)
3. Juara 1 Kompetisi KBA Inovation (Astra)
4, Juara 1 Kampungku Kebanggaanku (Astra)
Kini Desa Wisata Wayang sudah banyak dikenal orang, semakin banyak pula wisatawan yang datang berkunjung, hal ini jelas berdampak terhadap meningkatnya jumlah pesanan pengrajin setempat yang juga berarti menambah penghasilan warga sekitar.
Semakin berkembangnya KBA Sidowarno ini, kini tak hanya pengrajin wayang kulit saja, sekarang juga ada pengrajin fayet, aneka souvenir berbahan kulit karbau, kulit sapi, maupun kulit kambing, aneka jamu tradisional hingga memanah tradisional atau jemparingan.